Literasi Keuangan Credit Union
Sederhananya Literasi Keuangan adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk memahami: Prinsip-prinsip keuangan yang perlu diketahui untuk membuat keputusan keuangan dan Produk keuangan yang berdampak pada kesejahteraan keuangan.
Dengan Literasi Keuangan kita diharapkan dapat memahami atau mengidentifikasi kunci keuangan, antara lain kemampuan kita untuk:
- Memahami kunci produk keuangan, yang dibutuhkan dalam kehidupan seperti tabungan, hipotek atau investasi.
- Memahami konsep keuangan dasar, seperti bunga tabungan, hasil investasi, risiko dan pemanfaatan uang.
- Mendiskusikan keuangan dan permasalahannya, mengetahui masalah keuangan dalam keluarga.
- Lebih baik dalam membuat pilihan–pilihan keuangan seperti anggaran belanja, menyiapkan dana pendidikan, modal usaha, membeli rumah, berkeluarga, rencana pensiun dan mengelola utang,
- Berkompeten menanggapi perubahan yang dapat mempengaruhi keuangan kita, misalnya peristiwa ekonomi di pasar keuangan, meningkatnya pengangguran dan ancaman inflasi yang cepat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam acara Infobank Talkshow bertajuk “Cara Cerdas Berinvestasi Untuk Masa Depan”, di Jakarta, pada hari Selasa, 15 April 2014 mencatat:
- Total masyarakat yang melek keuangan dan terlibat didalamnya pada tahun 2013 baru mencapai 21,8%.
- Pengetahuan masyarakat terhadap produk-produk industri keuangan juga masih rendah baru sekitar 43%.
- Berdasarkan kelompok pekerjaannya, masyarakat yang melek akan keuangan masih didominasi oleh pekerja formal sebesar 45,62%, sedangkan pekerja non formal sebesar 40,7%.
- Ditingkat pelajar yang melek keuangan juga masih rendah, baru sebesar 8,64%
- Ditingkat ibu rumah tangga nilainya lebih rendah lagi, yaitu sebesar 2,18%
"Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan OJK yang dilaksanakan pada 2016, literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 29,7 persen sedangkan inklusi keuangan sebesar 67,8 persen.
Tahun 2019, target literasi keuangan dipatok sebesar 35 persen, sedangkan target inklusi keuangan sebesar 75 persen. Jika dilihat berdasarkan provinsi, kata dia, ada 13 provinsi yang memiliki literasi keuangan di atas rata-rata nasional, sedangkan untuk Jawa Tengah sebesar 33,5 persen atau tertinggi ke-8 dari rata-rata nasional dan DI Yogyakarta yang sebesar 38,6 persen merupakan tertinggi ke-3 dari rata-rata nasional.
Sementara untuk inklusi keuangan, lanjut dia, terdapat 16 provinsi yang berada di atas rata-rata nasional, sedangkan DI Yogyakarta menjadi tertinggi ke-2 dari rata-rata nasional karena mencapai 76,7 persen dan Jawa Tengah sebesar 66,2 persen...." source: www.koran-jakarta.com Senin 25/2/2019